LampuHijau.co.id - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI sekaligus Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, bantuan dan dukungan bagi Palestina saat ini punya banyak dimensi. Selain hal itu merupakan bagian dari upaya menghidupkan budaya kedermawanan masyarakat Indonesia.
"Sekarang kita ada di gelombang ketiga mendukung perjuangan Palestina," ujar Anis Matta saat menjadi pembicara kunci dalam Grand Iftar Indonesia untuk Palestina dengan tema ‘Solidaritas, Aksi Nyata dan Harapan Baru’ yang digelar Friends of Palestina (FOP) di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025) sore.
Menurut Anis Matta, pada kurun 1990-an, isu Palestina keluar dari narasi konflik Arab dan Israel, menjadi Islam melawan Israel. Lalu usai genosida yang dilakukan Israel ke Gaza pada Oktober 2024, narasi Palestina menjadi konflik kemanusiaan melawan non-kemanusiaan.
"Isu Palestina menjadi isu semua orang setelah genosida. Ini mengubah lanskap perjuangan di Palestina. Sekarang, orang-orang bukan hanya terhubung karena agama, tapi juga karena kemanusiaan," terangnya.
Baca juga : Bantu Palestina, BAZNAS Hulu Sungai Selatan Salurkan Infak Kemanusiaan
Situasi ini juga yang kemudian mendorong Kementerian Luar Negeri meluncurkan trek baru diplomasi, yaitu diplomasi kemanusiaan.
"Kita semua bagian dari kekuatan baru Indonesia dalam melakukan diplomasi kemanusiaan. Dan dalam konteks itu, Palestina masuk," tegasnya.
Ia juga menyatakan, aksi mendukung Palestina saat ini bukan lagi sebatas menggalang donasi, menggelar demonstrasi, atau membuat beragam kegiatan untuk mendukung Palestina.
"Yang lebih penting, kita menghidupkan budaya baru di masyarakat kita, yaitu budaya memberi, budaya kedermawanan," ungkap Anis Matta.
Baca juga : Jatuhkan Vonis Ringan ke Helena, Hakim Juga Banyak Kembalikan Asetnya Karena Tax Amnesty
Menurut dia, bangsa yang ingin menjalankan peran kepemimpinan global adalah bangsa yang memiliki budaya kedermawanan, selain faktor kekuatan ekonomi dan sebagainya.
Dengan membangun budaya kedermawanan, lanjut Anis Matta, komentar negatif bagi upaya menggalang bantuan dan dukungan bagi Palestina pun akan mendapatkan jawaban dengan sendirinya.
"Jawab yang komentar, ‘Kenapa bantu Palestina yang jauh?’ (dengan jawaban), ‘Kalau yang di luar negeri saja diperhatikan, apalagi yang di dalam negeri'," ujarnya.
Dalam kesempatan itu Anis Matta pun menyebut, ada rencana untuk membangun Kampung Indonesia di Gaza, setelah fase kedua gencatan senjata di Palestina menuju rekonstruksi Gaza.
Baca juga : Kadinkes Subang Beri Bantuan kepada Ayah Anak Derita TBC Paru di Rawabadak
"Ini untuk memperkuat sekaligus jadi simbol kehadiran Indonesia di dunia Islam," jelasnya.
Satu catatan lain yang diselipkan Anis Matta dalam uraiannya adalah bahwa Gaza juga merupakan tempat kelahiran Imam Syafi’i. Mayoritas umat Islam di Indonesia merupakan pengikut mahzab Syafi’i.
"Jadi, kita sebenarnya terhubung juga secara historis (dengan Gaza)," pungkasnya. (Asp)