LampuHijau.co.id - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan, Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 pada 24-26 Juli 2024 lalu, di Jakarta telah menghasilkan 13 kesepakatan.
Namun bagi Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (FPD) ini, 13 kesepakatan yang dihasilkan dalam IPPP masih perlu ditindaklanjuti secara konkret. Untuk itu, dirinya mendorong pemerintahan Prabowo Subianto ke depan, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dapat membentuk Konsulat Kehormatan di setiap negara Kepulauan Pasifik yang jumlahnya mencapai 16 negara.
"Saya mendorong setelah forum ini, seharusnya Kementerian Luar Negeri di pemerintahan berikutnya menunjuk Honorary Consul di setiap Negara Kepulauan Pasifik. Karena kita cuma punya tiga saat ini, yaitu Kedutaan Besar kita di New Zealand, Kedutaan Besar kita di Fiji dan Kedutaan Besar kita di Port Moresby, Papua Nugini,” tuturnya dalam diskusi Dialektika Demokrasi 'Mencermati Hasil Sidang Ke-2 IPPP' di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Baca juga : Pj Wali Kota Tangerang Minta OPD Dukung Keberlanjutan Pembangunan di Masa Transisi
Menurut Supadma, Konsul Kehormatan bertujuan agar hubungan kerjasama Indonesia dengan negara-negara Kepulauan Pasifik bisa terus di-main streaming, kerja samanya bisa terus didorong, dan kerja zama ekonomi juga bisa terus berjalan. Sehingga harus ada orang yang bisa menjadi PIC (seseorang yang bertanggung jawab atas jalannya suatu tugas tertentu) untuk apa-apa yang dibutuhkan mereka.
"Misalnya, di sektor pendidikan pariwisata, juga pendidikan yang hubungannya dengan pertanian. Kemudian pendidikan yang ada hubungannya dengan kesehatan, dengan perikanan dan lainnya. Bahkan keberadaan Konsul Kehormatan akan memberikan support pada kedaulatan Indonesia di semua forum internasional," terang Supadma.
Harapannya, Indonesia akan didukung, kerjasama ekonomi selalu ditingkatkan, dan hubungan people to people menjadi meningkat.
“Kalau saling kenal biasanya semakin sayang. Kalau mereka sudah kita akselerasi, sudah kita engage, respek mereka akan terbentuk dan terwujud. Ini yang kita dorong, political will, political afirmation, dan political komitmen dari pemerintah kita,” tandasnya.
Sementara pada kesempatan yang sama, pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah mengakui, negara-negara Kepulauan Pasifik merupakan negara-negara yang rata-rata negara kecil dengan jumlah penduduk juga kecil.
"Tetapi apabila mereka bersatu, maka mereka menjadi kekuatan besar dan bisa mempengaruhi dinamika dunia. Jadi, walaupun kecil, tapi kecil-kecil cabe rawit,” ujarnya. (Asp)