Kemerdekaan Palestina Butuh Dukungan Internasional, Mahfuz Sidik Berharap Indonesia Mainkan Perannya

Diskusi Gelora Talks terkait kemerdekaan Palestina. (Foto: ist)
Kamis, 1 Agustus 2024, 14:28 WIB
Political News

LampuHijau.co.id - Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik mengatakan, kemerdekaan Palestina tidak akan pernah bisa terwujud apabila bangsa Palestina dibiarkan berjuang sendiri. Pasalnya, isu Palestina versus Israel ini bagian dari pertarungan global.

"Kehadiran atau eksistensi negara yang bernama Israel di tanah Palestina itu, bagian dari skenario kekuatan barat,” kata Mahfuz dalam Gelora Talks, Rabu (31/7/2024).

Menurut Mahfuz, Israel tidak akan pernah berdiri sebagai negara, jika tidak ada skenario dan agenda kekuatan barat setelah Perang Dunia II.

"Begitupun dengan Palestina, tidak akan bisa eksis sendiri, juga membutuhkan keterlibatan kekuatan-kekuatan di luar itu. Kita harus berperan aktif dalam perdamaian dan kemerdekaan Palestina,” katanya.

Baca juga : Jelang Pilkada, Penjabat Bupati Subang Berharap ASN Pertahankan Netralitas

Untuk itu, dirinya berharap Indonesia bisa memainkan perannya lebih jauh, karena konstitusi mengamanatkan hal itu. Sehingga bisa menjadi pijakan bagi politik luar negeri kita.

"Seperti kata Menlu China (Wang Yi), untuk mendukung kemerdekaan Palestina itu membutuhkan dukungan internasional, meskipun mereka memiliki hak veto. Di PBB tidak akan selesai jika Palestina dibiarkan sendiri,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar LBBP RI untuk Yordania merangkap Palestina Ade Padmo Sarwono mengaku pesimis perdamaian di Palestina bakal terwujud pasca terbunuhnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Iran.

"Terbunuhnya Ismail Haniyeh akan memperkuat konsolidasi persatuan di Palestina. Mereka akan mengubah kembali jalur diplomasi dan negosiasi untuk mencapai kemerdekaan, dengan senjata lagi. Situasi ini akan memperkeras perjuangan melalui senjata," kata Ade Padmo.

Baca juga : Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, Indonesia Perlu Dorong Soal Kemanusian

Perjanjian antara Hamas dan Fatah dalam ‘Deklarasi Beijing’, kata Ade Padmo, sebenarnya menjadi hal menarik, karena untuk pertama kali kesepakatan diantara faksi-faksi di Palestina ditandatangani di luar Timur Tengah.

“KIta sebenarnya menyambut baik rekonsiliasi nasional di antara faksi-faksi Palestina. Tetapi situasi hari ini menyebabkan temperatur di kawasan Timur Tengah naik, ketegangan semakin tinggi. Nampaknya akan semakin sulit dan semakin susah untuk mencapai gencatan senjata yang saat ini,” jelasnya.

Sementara pengajar dan peneliti Hubungan International Universitas Gadjah Mada Siti Mutiah Setiawati menilai, China berhasil mengambil kesempatan ketika Amerika Serikat (AS) sedang tidak populer, akibat dukungannya kepada Israel dan membiarkan adanya pembantaian terhadap rakyat Palestina.

“Dalam teori negosiasi, China berhasil membawa pihak-pihak yang berkonflik ke wilayah netral untuk didamaikan. Tetapi itu, tidak cukup hanya menjadi fasilitator, karena kesepakatannya tidak mengikat. China harusnya menjadi mediator, bukan faslitator,” kata Siti.

Baca juga : Dukung Kemerdekaan Palestina, Mahfuz Sidik: Indonesia Bisa Galang Kekuatan Dunia yang Solid

Dengan menjadi mediator, China dikatakannya bisa mendorong adanya ‘agreement treaty’ atau MoU antara Hamas dan Fatah, agar dilaksanakan dalam rangka membangun negara Palestina merdeka. Hal itu tidak akan tercapai, apabila China sekedar memfasilitasi perundingan saja.

"Indonesia sebenarnya punya pengalaman menjadi mediator dalam menangani masalah Kamboja. Mereka bertikai diundang ke Jakarta untuk meeting, dan masalah Kamboja tuntas sampai sekarang,” ungkapnya.

Artinya, Indonesia sebenarnya punya pengalaman menjadi mediator dalam penyelesaian konflik dibandingkan China. Apalagi Indonesia juga memiliki kedekatan dengan faksi-faksi di Palestina, serta mendukung kemerdekaan Palestina.

“Peran ini bisa dimainkan Indonesia, karena kesuksesan Deklarasi Beijing ini sangat tergantung pada Hamas dan Fatah sendiri yang berunding. Nah, Indonesia bisa masuk menjadi mediator,” pungkasnya. (Asp)

Index Berita
Tgl :
Silahkan pilih tanggal untuk melihat daftar berita per-tanggal