Program Koalisi KIB Dianggap Progresif dan Bikin Penasaran, Pengamat: Jangan Sampai Anti Klimaks

Tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). (Foto: net)
Jumat, 26 Agustus 2022, 00:40 WIB
Political News

LampuHijau.co.id - Pengamat Politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Airlangga Pribadi Kusman menilai, langkah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menyusun visi-misi dan program koalisi dinilai cukup progresif. Namun, muncul juga dugaan bahwa upaya tersebut hanya sebatas untuk buying time.

“Itu langkah progresif. Tapi kalau langkah itu hanya buying time, kita takutnya anti klimaks. Akhirnya sekadar politik transaksional. Jangan sampai langkah-langkah KIB yang sampai sekarang ini kelihatannya bagus, jangan sampai menjadi anti klimaks,” tutur Airlangga di Jakarta, Kamis (25/8/2022).

Airlangga menilai, KIB melangkah secara progresif dengan catatan visi-misi dan program selanjutnya menjadi jalan bagi proses penjaringan calon presiden dan pelibatan calon bersama dengan uji publik. Untuk itu, dirinya menilai, sikap KIB tidak ingin terburu-buru dalam melangkah sebagai bentuk kehati-hatian.

Baca juga : Koalisi yang Ada Belum Menampilkan Tokoh, Pengamat: PDI-P Siapkan Puan di Pilpres 2024

Menurutnya, KIB mempertimbangkan dan melihat arah dan proses politik sebelum memutuskan penentuan nama calon presiden (capres). Dinilainya, KIB sedang membangun, memperkuat, memperindah mesin politik terlebih dahulu. Setelah itu, barulah mereka akan melihat calon-calon yang akan tampil sejalan atau tidak dengan program tersebut.

Dikatakannya, kalau KIB memang berorientasi pada visi misi, maka akan lebih baik jika calon-calon yang akan dirangkul KIB juga ditampilkan dalam momen-momen politik bersama dengan publik. Kendati KIB mendahulukan program dibandingkan menjual figur nama capres, namun kata Airlangga, langkah KIB ini tidak relevan jika dibandingkan dengan pengusungan capres di Amerika. Pasalnya, partai di Indonesia sebagian besar tidak bisa sendirian mengusung capres tanpa adanya koalisi.

“Kalau Amerika itu prosesnya konvensi berbasis pada partai politik. Demokrat punya konvensi sendiri, Republik juga demikian. Tapi kalau di Indonesia, model konvensi tidak relevan, karena setelah konvensi dia harus membangun koalisi lagi,” tandasnya.

Baca juga : Program PATEN Milik KIB Bagus, Pengamat: Sepatutnya Dibumikan dan Dibuktikan

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa menyampaikan, dalam waktu dekat KIB akan kembali menggelar pertemuan. Pertemuan tersebut dilakukan untuk menyampaikan program-program KIB kepada publik pada Oktober 2022 mendatang. Sementara terkait penetapan capres, ia menyebut belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Sementara Ketua Network for Indonesia Democratic Society (Netfid) Dahlia Umar mengatakan bahwa KIB berupaya tetap berada di orbit, tetap berada dalam perbincangan, meski mereka belum memiliki capres dan cawapres.

“Mereka harus tetap berada di orbit trending partai yang diperbincangkan. Jelang pemilu mereka ingin dikenal, pertama, mereka punya capres duluan. Ada yang curi start punya capres duluan, eksis. Yang belum punya, mereka harus mencari cara lain, salah satunya dengan mengenalkan program,“ kata Dahlia, Kamis (25/8/2022).

Baca juga : Hari Konstitusi, Ketua DPR RI Ingatkan Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang

Namun dengan KIB mengajukan program terlebih dahulu, ini malah bikin masyarakat nantinya penasaran. “Ada storyline, jagoan datang duluan, ada story yang datang belakangan tetapi dia udah bilang kisi-kisi. Nah, ini yang bikin masyarakat penasaran,” pungkas Dahlia. (Asp)

Index Berita
Tgl :
Silahkan pilih tanggal untuk melihat daftar berita per-tanggal