LampuHijau.co.id - Keinginan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman merekrut santri untuk menjadi tentara, mendapat apresiasi dari Wakil Ketua MPR-RI H. Jazilul Fawaid. Selain perjalanan sejarah, santri atau agama itu, dikatakannya, bakal menjadi kekuatan pemersatu dan perdamaian.
“Kalau TNI, secara khusus itu lebih punya sejarah yang lebih panjang dengan santri. Secara historis, sebelum NKRI lahir, itu perjuangan para santri sudah ada sejak Diponegoro, bahkan hari pahlawan itu menjadi hari perjuangan santri, arek-arek Suroboyo, yang sebelumnya didahului dengan resolusi jihad yang kemudian tanggal 22 Oktober disebut dengan Hari Santri,” tuturnya saat diskusi 4 Pilar MPR RI dengan tema 'TNI REKRUT SANTRI UNTUK MEMPERKOKOH NKRI' di Media Center MPR/DPR/DPD RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/12/2021).
Baca juga : Arteria Ribut di Bandara, Pras: Saya Spontan Menengahi Kedua Belah Pihak
Menurutnya, TNI merekrut santri, khususnya dari jalur penghafal Alquran, itu sudah ada lama. Rekrutmen dari kalangan santri, juga dikatakannya, baik secara fisik dan intelektualnya memumpuni. “Saya ini ketua ikatan alumni perguruan tinggi Ilmu Al-quran, di tahun 2019 itu ada adik-adik saya mendaftar lewat jalur khusus untuk jalur rohaniawan di TNI, dari 13 diterima 6 orang, 4 di matra laut dan 2 di matra darat diterima.
Bahkan, salah satunya itu menjadi angkatan terbaik di matra laut namanya H. Rosadi. Sekarang di Lhokseumawe dibagian intelejen. Itu artinya, hasil rekrutmen dari kalangan Santri ini, baik secara fisik maupun secara intelektual mumpuni,” terangnya.
Pria yang akrab disapa Gus Jazil ini menilai, keberadaan para santri di TNI itu penting. Pasalnya, para Santri itu sudah punya, kekuatan fisik keagamaan, dan visi kesantrian.
“Yang saya tahu, karena saya dari kalangan Nahdlotul Ulama, Hubbul Wathon Minal Iman itu cinta tanah air sebagian dari iman. Kalau dilihat dari konteks TNI sudah sapta marga banget lagu itu. TNI perlu juga diajarkan lagu itu. Jadi, bukan hanya rekrut santri, budaya yang ada di santri itu juga diadopsi di TNI. Supaya apa? Santri itu bangga dengan TNI-nya. Rekrutmen itu, supaya ada perwakilan santri di tubuh TNI dan lintas agama,” tandas politikus PKB ini.
Baca juga : Kelompok DPD di MPR Bakal Dorong Judicial Review PT 20% ke MK
Pada kesempatan yang sama, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) DR. Khairul Fahmi mengatakan, rekrutmen prajurit dengan pemahaman agama yang kuat itu sudah menjadi prasyarat tes di TNI di semua tingkatan. “Siapapun dan apapun agamanya, memang itu menjadi prasyarat, dan saya kira itu sudah menjadi prasyarat dalam tes. Misalnya tentang mental, ada profiling, penggalian informasi terkait dengan pemahaman agama. Saya kira itu penting menjadi bagian dari proses rekrutmen personil TNI disemua tingkatan,” terangnya.
Sementara dirinya berharap, jika integritas moral itu kuat, tentu saja loyalitas, dedikasi, kedisiplinan, juga akan berpeluang menjadi lebih baik. “Kita berharap, banyak hal yang terkait dengan integritas moral ke depan apa nantinya bisa diselesaikan jika pondasi keagamaan dari para prajurit ini juga jadi lebih kuat. Artinya, pembinaan kerohanian Islam ini menjadi makin kuat, dengan hadirnya prajurit-prajurit dari kalangan yang memiliki pemahaman agama yang kuat,” pungkasnya. (Asp)