LampuHijau.co.id - Masa Heru Budi Hartono sebagai Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, akan segera berakhir. Ketua Koalisi Rakyat Pemerhati Jakarta Baru (Katar) Sugiyanto menyarankan agar masa jabatan Heru sebagai Pj Gubernur tidak diperpanjang. Alasannya, karena Heru saat ini memegang jabatan penting, yaitu sebagai Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres).
"Dengan rangkap jabatan ini bukan hanya menyulitkan bagi Heru dalam membagi waktu dan energi, tapi juga menimbulkan masalah dalam hal fokus dan prioritas, terutama menjelang berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo pada 20 Oktober 2024," kata SGY, Kamis (12/9/2024).
Lalu, disapa yang pantas menggantikan Heru? SGY dengan tegas menyebut nama Marullah Matali. SGY bilang, ada empat alasan logis mengapa Marullah tepat menggantikan Heru.: Pertama, Heru telah menjalani peran ganda sebagai Kasetpres dan Pejabat Gubernur DKI Jakarta sejak 2022. Rangkap jabatan ini diduga kuat telah memberikan beban kerja yang sangat berat.
Baca juga : Suku Betawi Kudu Kompak Dukung Marullah Matali Jadi Pj Gubernur DKi
"Sebagai Kasetpres, Heru memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kelancaran aktivitas kepresidenan, terutama di tahun terakhir masa jabatan Presiden Jokowi. Di sisi lain, DKI Jakarta sebagai ibu kota negara memerlukan perhatian penuh dari seorang pemimpin daerah yang dapat secara eksklusif fokus pada penyelesaian berbagai masalah perkotaan seperti penataan kota, kemacetan, banjir, dan ekonomi warga," ujarnya.
Kedua, masa jabatan Heru berada di akhir rezim Presiden Jokowi. Sebagai figur dekat dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Heru memainkan peran penting dalam pemerintahan. Namun, dengan berakhirnya masa jabatan Jokowi akan lebih bijaksana bagi Heru untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada mendukung transisi kepemimpinan di tingkat nasional.
"Dalam konteks politik Indonesia, masa transisi membutuhkan stabilitas dan fokus dari orang-orang terdekat Presiden untuk menjamin kelancaran peralihan kekuasaan. Sedangkan Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden baru, penting baginya untuk menunjuk Kepala Sekretariat Presiden yang dipercayai untuk membantu tugas-tugas kepresidenan. Hal ini akan mempermudah kerja kabinet baru dan menciptakan sinergi yang baik dalam pemerintahan mendatang," paparnya.
Baca juga : Masa Jabatan Hampir Habis, Jokowi Kudu Tarik Kembali Heru ke Kasetpres
Ketiga, Marullah saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata. Sebagai birokrat berpengalaman yang sudah lama berkiprah di pemerintahan DKI Jakarta, dia memiliki pemahaman mendalam tentang permasalahan kota, tata kelola pemerintahan daerah, dan kebutuhan warga Jakarta. Selain itu, Marullah adalah tokoh lokal yang dikenal dekat dengan masyarakat. Dengan latar belakangnya sebagai mantan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, ia memiliki kredibilitas dan kapabilitas untuk memimpin DKI Jakarta.
"Pengangkatannya sebagai Pejabat Gubernur akan memberikan stabilitas dan kesinambungan di pemerintahan daerah, karena ia sudah sangat familiar dengan birokrasi DKI Jakarta serta berbagai program yang tengah berjalan. Ini akan meminimalkan gangguan dalam implementasi kebijakan yang tengah berlangsung, dan memastikan transisi kepemimpinan berlangsung mulus," terang SGY.
Keempat, Jakarta akan menjadi pusat perhatian nasional dengan adanya Pilkada. Dalam situasi ini, Jakarta memerlukan seorang pemimpin yang dapat fokus penuh pada dinamika dan tantangan daerah, tanpa terdistraksi oleh tanggung jawab nasional yang berat. Heru dengan peran krusialnya di level nasional sebagai Kasetpres, diduga tidak akan mampu memenuhi kebutuhan ini secara optimal.
Baca juga : Berani dan Kritis, Pengamat: Alvin Lim Cocok Jadi Calon Gubernur Jakarta
"Marullah yang berada di dalam lingkup pemerintahan daerah dan tidak memiliki beban tanggung jawab nasional, adalah pilihan yang lebih tepat untuk mengawal Jakarta selama tahun politik ini. Dengan fokus penuh pada tugasnya di Jakarta, Marullah dapat memastikan stabilitas politik, sosial, dan ekonomi di ibu kota selama masa transisi," ucapnya. (DTR)