LampuHijau.co.id - Anggota DPR RI F-Partai Demokrat, Hendrik Halomoan Sitompul yang juga Ketua Panitia Perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 MPR-DPR-DPD RI mengatakan, Perayaan Natal 2023 mengangkat tema "Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi (Lukas 2:14)", yang merupakan tema Natal PGI dan KWI tahun 2023.
Di mana kegiatan tersebut akan dilaksanakan mulai 5 Desember 2023 di Ruang Pustakaloka, Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Adapun sub temanya adalah 'Melalui perayaan Natal Bersama, kita ciptakan kerukunan hidup antar umat demi terwujudnya Negara Republik Indonesia yang aman, damai dan sejahtera," ungkap Hendrik.
Berita Terkait : Komite III DPD RI Soroti Pemerataan Layanan Kesehatan hingga Mahalnya Obat
Selain itu, ia juga mengungkapkan, tujuan dari kegiatan Perayaan Natal dan Tahun Baru tersebut adalah untuk menyampaikan kabar keselamatan dan Melakukan Tri Tugas Panggilan Gereja: Koinonia, Marturia dan Diakonia.
"Sebagai sebuah perwujudan umat Kristen dan Katolik, untuk selalu berbakti dan juga berkembang di tengah-tengah kehidupan bangsa dan negara yang majemuk. Memperat tali kasih dan persaudaraan dalam Persekutuan Doa Oikoumene MPR-DPR-DPD RI," terangnya.
Sedangkan untuk bentuk kegiatan Ibadahnya, dikatakan Hendrik, untuk tahun ini dibuat berbeda dari tahun sebelumnya. Pasalnya, ada ibadah dan perayaan Natal untuk anak sekolah.
Berita Terkait : Anggota DPR Imbau Tetap Berikan Kepercayaan ke KPU, Pengamat: Kita Ingin Pemilu Aman, Legitimasi Kuat
"Ibadah dan Perayaan Natal Umum, kemudian ada yang Ibadah dan Perayaan Natal Anak Sekolah Minggu, dan Diakonia/Berbagi Kasih yang dilaksanakan selama 1 tahun mulai bulan Desember 2023 sampai dengan Desember 2024," jelas Hendrik.
Sementara untuk uraian temanya, Hendrik mengatakan, bersamaan dengan Perayaan Natal ini, kita memasuki masa persiapan Pemilu 2024.
"Kita sebagai warga bangsa akan memilih para pemimpin dan wakil rakyat. Perhelatan politik itu disamping membawa kegembiraan juga tidak jarang menyisakan dampak negatif, seperti konflik dan perpecahan yang berkepanjangan di tengah masyarakat. Kemudian dengan berpegang pada prinsip bahwa Allah harus dimuliakan, maka politik identitas dan politik uang bukan pilihan perjuangan politik umat Kristiani.
Berita Terkait : Hadiri Perayaan Natal PGIS, Benyamin: Gereja di Kota Tangsel Sudah Banyak Berperan
Kita menolak politik kekuasaan yang menghalalkan segala cara termasuk mengorbankan rakyat dan merendahkan martabat luhur kehidupan. Kelahiran Yesus akan membarui hidup dan mendorong kita untuk terus berjalan bersama menegakkan Kerajaan Kasih di tengah berbagai perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, dan golongan. Oleh karena itu, kita mendukung perjuangan politik yang mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat," tandasnya. (Asp)