LampuHijau.co.id - Jajaran unit Reskrim Polsek Johar Baru, Jakarta Pusat menerapkan Pemolisian Humanis dalam menindaklanjuti terjadinya aksi tawuran pekan lalu di kawasan Jalan T. Pendekatan pemolisian Humanis dilakukan dengan cara mendatangi kantor RW 03 Kelurahan Kampung Rawa.
Selanjutnya petugas yang dipimpin Kanit Reskrim Polsek Johar Baru, AKP Rosyid mendatangi satu per satu rumah warga yang diduga ikut melakukan aksi tawuran. Hasilnya 15 remaja dari dua kelompok diamankan di Polsek Johar Baru.
"Hingga saat ini kita amankan 15 remaja yang terlibat dalam tawuran. Masih terus kita lakukan penyelidikan peranan masing - masing remaja tersebut," Kanit Reskrim Polsek Johar Baru, AKP Rosyid, Sabtu (11/11/2023).
Rosyid mengatakan dari 15 remaja yang diamankan ini masing - masing memiliki peranan yang berbeda. Namun otak pelaku tawuran berinisial WNG masih terus diburu petugas.
Baca juga : Kapolsek Binong Ajak Ulama Doakan Pemilu 2024 Berjalan Aman dan Damai
"Otaknya ini kita masih cari. Dia berpindah-pindah terus tinggalnya dan sudah putus sekolah. Peran dia yang mancing tawuran dan membawa sajam," tegas Rosyid.
Rosyid mengatakan pihaknya sudah beberapa hari ini terus melakukan perburuan terhadap pelaku lainnya. Petugas melakukan penangkapan dengan cara mendatangi rumah remaja yang terlibat.
"Kita datangi rumah mereka, beritahu orangtuanya kalau anaknya itu terlihat tawuran dengan kita berikan bukti rekaman," terangnya.
Dirinya juga meminta kepada orang tua agar mengawasi anaknya lebih ketat agar tidak terlibat tawuran. "Kita juga berikan himbauan kepada orang tua agar mengawasi anak mereka," ungkapnya.
Baca juga : Realisasikan Layanan Ramah HAM, Kantor Imigrasi Jakarta Pusat Raih Penghargaan
Rosyid mengatakan pendekatan pemolisian Humanis dilakukan agar masyarakat tersadar bahwa mereka memiliki peran untuk mencegah terjadinya aksi tawuran.
Sebab menurutnya tawuran itu bisa dideteksi oleh setiap masyarakat. Salah satunya adanya pergerakan massa dalam jumlah cukup besar membawa benda. Kemudian adanya dua kelompok yang akan melakukan aksi tawuran.
"Jika warga bersatu menghalau salah satu kelompok yang hendak tawuran, tentu tidak akan ada tawuran," ucapnya.
Lebih lanjut Rosyid mengatakan yang menjadi masalah saat ini adalah warga sudah merasa aksi tawuran sebagai hal biasa. Ini yang harus dihilangkan. Caranya dengan mendatangi satu persatu rumah warga yang ikut tawuran. Kemudian memberikan edukasi terkait pola asuh dan dampak buruk dari tawuran. Yang terakhir juga disosialisasikan hukuman yang menanti para pelaku tawuran.
Baca juga : Siswa SD Al Azhar Bintaro Meriahkan Pancak Silat Championship Piala PJ Gubernur DKI
"Saat ini bukan waktunya melakukan penindakan secara represif. Namun lebih kepada pengarahan tentang dampak dari suatu tindakan kriminal. Dengan demikian diharapkan warga secara sadar dan atas kemauannya sendiri untuk tidak melakukan tindakan kriminal," tutup mantan Kanit Reskrim Polsek Cempaka Putih ini.