Masalah Sampah di Sungai Ciliwung Jadi Perhatian Khusus Pemerintah Pusat

Minggu, 22 Januari 2023, 11:32 WIB
Jakarta City

LampuHijau.co.id - Masalah sampah di Sungai Ciliwung menjadi perhatian khusus Pemerintah Pusat. Seperti yang dilakukan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama PT Pertamina Hulu Rokan yang berhasil mengangkut sampah sebanyak 203,6 kilogram dari Sungai Ciliwung, Kota Depok, Jawa Barat.

Menurut Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin, kegiatan susur sungai dan aksi bersih bekerjasama dengan KLHK khususnya Ditjen PPKL. Aksi bersih dilakukan di Sungai Ciliwung yang bersinergi dengan komunitas di Kota Depok. "Kita membersihkan sungai dan berhasil mengangkut sampah seberat 203,6 kilogram sampah,” ujar Jaffee Arizon Suardin kepada wartawan, Sabtu (21/1/2023).

Jaffee Arizon Suardin menjelaskan, sampah yang terangkut dimasukan ke dalam 28 karung. Nantinya sampah tersebut akan dipilah dan didaur ulang kembali. "Jadi kami turut konsen akan kelestarian lingkungan salah satunya sungai," jelas dia.

Menurut Jaffee, karakteristik sungai di Sumatera berbeda dengan Sungai Ciliwung di Kota Depok. Namun, pihaknya akan membantu program yang sudah berjalan sehingga menjadi lebih baik untuk kelestarian lingkungan.

Berita Terkait : Mayat Tanpa Identitas di Gunung Sahari Dipastikan Bukan Korban Penganiayaan

"Tentunya kami mensupport program yang sudah berjalan sehingga bisa menjadi lebih baik," ucap Jaffee. Sementara itu Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai, pembangunan instalasi saringan sampah di perbatasan DKI Jakarta, merupakan hal yang mendesak.

Karena itu, siapapun kepala daerahnya diharapkan dapat menyelesaikan proyek pembangunan saringan sampah di Kali Ciliwung segmen TB Simatupang, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Proyek ini pun mendapat rekomendasi dari dari Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

“Ini kan (instalasi saringan sampah) masalah teknis, memang dibutuhkan untuk kepentingan pemerintah dalam menanggulangi sampah di DKI,” ujar Perwakilan Kelompok Keahlian Teknik Sumber Daya Air FTSL-ITB, Hernawan Mahfudz kepada wartawan.

Kata Hernawan yang ditunjuk menjadi koordinator perencanaan saringan sampah tersebut meski proyek ini diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta, tapi harus ada rekomendasi teknis (rekomtek) BBWSCC Kementerian PUPR. "Soalnya, pengelolaan Kali Ciliwung di bawah kewenangan BBWSCC. Kalau tidak ada rekomendasi teknis, tidak bisa dibangun,” bebernya.

Berita Terkait : Selama Enam Bulan, Dinkes Subang Catat Penurunan Kasus DBD

Hernawan juga mengatakan, keberadaan saringan sampah diyakini mampu menghalau sampah dari kawasan hulu, saat hujan deras melanda. Sebagai contoh, katanya, saat hujan deras yang mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah Jakarta pada awal tahun 2020 lalu.

Selain karena debit air melebihi kapasitas, air banyak yang meluap di kali dan sungai karena alirannya terhambat oleh sampah. Bahkan, sampah yang hanyut bersamaan dengan kiriman air dari hulu itu sangat bervariasi.

“Sampahnya itu ada ranting-ranting, pohon, kasur, bale dan sebagainya. Jadi fungsi saringan itu menahan sampah-sampah yang terbawa aliran air dari hulu itu ditahan, supaya tidak menutupi pintu-pintu air yang ada di Jakarta kayak di Manggarai,” papar Hernawan.

Menurutnya, lokasi itu dipilih menjadi instalasi saringan sampah karena melihat lahannya yang cukup luas. Sampah-sampah yang berhasil dijaring, nantinya akan dipilah oleh petugas untuk diolah kembali. “Dari beberapa lokasi, memang itu yang paling memungkinkan. Akseskan mudah dan kalau tidak, nanti bawa sampahnya mau ke mana?” ungkapnya.

Berita Terkait : Penlok Kali Ciliwung Sudah Terbit, Dinas SDA Segera Proses Pembayaran Lahan Warga

Pembangunan sistem ini telah melalui kajian yang matang, konsep perencanaan sudah dibahas bersama ITB dan disepakati dengan BBWSCC. Keberadaan saringan sampah ini juga bermanfaat untuk menjaga pompa-pompa pengendalian banjir yang biasa dioperasikan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, agar tidak mengalami efek bendung yang berakibat banjir.

Proyek ini dilatarbelakangi adanya penekanan volume sampah yang terkonsentrasi hanya pada satu titik penanganan, yakni Pintu Air Manggarai, Kali Ciliwung Jembatan Kampung Melayu. Karena itu, dibutuhkan penanganan di titik lain untuk meminimalisir efek bendung yang berdampak timbulnya bencana banjir, terutama saat musim hujan dan terjadi sampah kiriman dari hulu Kali Ciliwung.

Selain itu, keterbatasan ruang di Pintu Air Manggarai, yang menyulitkan penambahan alat berat untuk percepatan penanganan sampah di badan Kali Ciliwung. Pemerintah lalu menilai, dibutuhkan pemindahan fungsi penanganan sampah di Pintu Air Manggarai, ke perbatasan DKI Jakarta, agar meringankan beban kerja penanganan sampah di Pintu Air Manggarai. (dri)

Index Berita
Tgl :
Silahkan pilih tanggal untuk melihat daftar berita per-tanggal