LampuHijau.co.id - Relawan Kaesang Pangarep menyerukan menangkap 8 tuyul di Depok. Seruan menangkap 8 tuyul yang dimaksud, yakni pelaku kekerasan seksual, sindikat prostitusi anak, tukang gusur sekolah, pembuat kebijakan intoleran. Selanjutnya, pemain program dan anggaran, perusak lingkungan, mafia tanah dan maling setu, serta pengutip retribusi ilegal.
Seruan tersebut terdapat dalam spanduk yang terpasang di lokasi diskusi publik bertajuk 'Menakar Komitmen Lingkungan Calon Wali Kota Depok Kaesang Pangarep' yang diselenggarakan Relawan Kaesang Menang di Joglo Nusantara Kecamatan Sawangan, Depok, Minggu (2/6/2023).
Salah satu undangan dari Founder Yayasan Pohon Emas Nusantara (PENA Foundation), Sandi Hanafia mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan 8 tuyul itu memang relevan dengan isu Depok saat ini.
Berita Terkait : Jumat Berkah, Relawan Bang RK Teman Kita Buka Makan Gratis Bagi Warga Tanjung Priok
"Sempat viral kan isu tuyul dan babi ngepet di Depok, juga poin-poinnya memang sedang menghangat di Depok," ujar Sandi Hanafia.
Terkait isu situ yang hilang, dulu saat ia concern di Depok, pada 2018 keras berbicara Situ Gugur di Kelurahan Pasir Putih Sawangan yang diuruk dan ada juga situ yang menurut informasi dijadikan perumahan.
"Bahkan dari 33 situ, yang masih eksisting dan aktif hanya 19 sampai dengan 20 an situ, pada 2020 Paripurna RTRW sampai sekarang juga belum ada turunannya. Dulu ada istilah "kalau dulu Depok banjir Jakarta kelelep", eh, sekarang sudah sedengkul," kata Sandi.
Berita Terkait : Komunitas Disabilitas Siap Menangkan Pasangan ASLINA di Pilkada Subang
Menurutnya, belum integralnya dalam membangun dan melestarikan lingkungan di Kota Depok. "Ini kan tidak ada, eksekutif dan legislatifnya pun tidak sinergi," papar Sandi.
Juga terkait pemenuhan ruang terbuka hijau yang seharusnya 30 persen, tetapi saat ini Menurut informasi yang saya ketahui baru ada 12,8 persen dan pemerintah tidak bisa memaksimalkan tanah-tanah partikelir, seperti pervonding dan SK Kinag.
"SK Kinag itu aja masih dikuasai raja-raja kecil di wilayah," kata dia.
Berita Terkait : Deri dan Dara Resmi Diluncurkan KPU Kota Depok sebagai Maskot Pilkada 2024
Menurutnya, Depok masih belum jelas apa yang mau dibenahi, apakah infrastruktur dulu atau suprastruktur lebih dulu. Jika infrastruktur yang pembangun fisiknya, sedangkan suprastruktur di sistem dan SDM yang dibenahi.
"Jangan bicarakan SDM yang hebat-hebat di Depok, tapi di sisi lain wilayahnya tidak di benahi. Depok itu sudah sangat heterogen, bonus demografi milenial dan Gen Z luar biasa, bahkan online shop-nya termasuk yang sangat besar, tapi tanpa tidak ada pembinaan," ucapnya. HEN