LampuHijau.co.id - DPC PROJO Kabupaten Subang prihatin dengan demonstrasi mahasiswa yang berujung penganiayaan berat Ade Armando.

Ketua DPC PROJO Kabupaten Subang Thomas Agung RE mengatakan, unjuk rasa mahasiswa dipicu kegagalan sejumlah menteri Kabinet Jokowi tersebut justru berbalik menunjukkan persekongkolan aktor-aktor politik.

Kata Thomas, pernyataan DPC PROJO Kabupaten Subang ini sejalan dengan penyataan DPP PROJO bahwa demonstrasi mahasiswa yang berujung penganiayaan berat telah mengungkap permainan politik kotor untuk mendiskreditkan Presiden Joko Widodo.

Berita Terkait : 50 Anggota DPRD Subang Dilantik, Narca Sukanda: Selamat Bekerja dan Berkarya!

Sejalan dengan Pernyataan DPP PROJO, kata Thomas, maka DPC PROJO Kabupaten Subang minta Presiden Joko Widodo untuk bersihkan pemerintahan dari brutus dan mafia agar selamat dari permainan politik kotor.

Sebab, lanjut Thomas, unjuk rasa mahasiswa berujung penganiayaan Ade Armando mengungkap permainan politik kotor untuk mendiskreditkan Presiden Joko Widodo.

"Mereka mencoba membuat masalah dengan Isu masa jabatan presiden dan kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat," ucap Thomas kepada awak media, Rabu (13/04/2022).

Berita Terkait : Depresi Landa Rakyat Kecil, Yastroki Desak Pemerintah Mendatang Fokus Ekonomi Mikro

Untuk itu, Thomas meminta penegak hukum jangan hanya memburu pelaku pengeroyokan, tapi harus sampai kepada aktor di balik upaya sistematis untuk memanaskan situasi.

"Jangan ada agenda pribadi dan kelompok yang jauh dari kepentingan rakyat," ucap Thomas.

Maka dari itu sejalan dengan pernyataan DPP PROJO, lanjut Thomas, DPC PROJO Kabupaten Subang meminta Presiden Joko Widodo segera menyelesaikan masalah politik berkedok aksi unjuk mahasiswa, dan sejumlah menteri yang menjadi biang kerok harus dievaluasi.

Berita Terkait : Samsat Subang Beri Bantuan 5 Tangki Air Bersih kepada Warga Desa Palasari

"Pemerintahan harus fokus mengurus berbagai kesulitan rakyat, termasuk kenaikan harga bahan pokok, untuk menyelamatkan Jokowi dan rakyat dari permainan politik kotor," ujarnya. (MGN)